Menulis Latar Belakang Penelitian



Pengertian Latar Belakang Penelitian

Latar Belakang Penelitian pada karya tulis ilmiah adalah bagian awal yang berfungsi untuk memperkenalkan topik penelitian, menjelaskan alasan atau urgensi mengapa topik tersebut penting untuk diteliti, serta mengidentifikasi masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tersebut. Bagian ini memberikan konteks dan dasar pemikiran kepada pembaca tentang mengapa penelitian tersebut dilakukan, sekaligus menuntun mereka menuju tujuan penelitian.

Secara umum, latar belakang penelitian mencakup beberapa elemen penting:

  1. Pengantar: Menguraikan gambaran umum tentang topik penelitian dan menjelaskan fenomena yang mendasarinya.
  2. Permasalahan: Menyajikan masalah, kesenjangan, atau kekurangan yang ada dalam penelitian atau pengetahuan sebelumnya.
  3. Tujuan Penelitian: Menyampaikan solusi yang ditawarkan oleh penelitian atau tujuan yang ingin dicapai sebagai respons terhadap masalah yang telah diidentifikasi.

Dengan demikian, latar belakang penelitian membantu memberikan alur logis dari fenomena umum hingga ke permasalahan spesifik yang membutuhkan penelitian lebih lanjut, serta pentingnya penelitian tersebut dalam memberikan kontribusi baru pada bidang ilmu tertentu.

Menulis Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berfungsi sebagai pengantar dan landasan bagi pembaca untuk memahami topik yang akan diteliti. Pada paragraf pertama, penulis perlu memberikan pengantar mengenai topik yang diangkat. Pengantar ini biasanya berupa gambaran umum tentang topik atau fenomena yang sedang terjadi, serta alasan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. Pada tahap ini, penulis bisa menyertakan data statistik, tren, atau fakta yang relevan untuk menarik perhatian pembaca dan menunjukkan urgensi dari topik tersebut.

Paragraf kedua berfokus pada permasalahan yang ada. Di sini, penulis harus menjelaskan secara spesifik masalah atau kesenjangan yang ditemukan dalam bidang penelitian tersebut. Permasalahan ini bisa berupa ketidaksempurnaan pengetahuan, kurangnya penelitian sebelumnya, atau tantangan-tantangan tertentu yang belum terselesaikan. Penulis juga bisa membahas dampak dari permasalahan ini terhadap masyarakat atau ilmu pengetahuan, sehingga pembaca memahami pentingnya menemukan solusi untuk masalah tersebut.

Paragraf ketiga ditutup dengan menyajikan solusi atau tujuan dari penelitian yang dilakukan. Di sini, penulis menjelaskan apa yang akan diteliti, bagaimana penelitian ini akan memberikan kontribusi, dan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini harus disampaikan dengan jelas dan terukur, sehingga pembaca mendapatkan gambaran tentang arah penelitian dan harapan dari hasil penelitian tersebut. Pada akhir latar belakang, penulis juga dapat menyinggung metode atau pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian sebagai langkah awal untuk memecahkan masalah yang diidentifikasi.

 

Contoh Latar Belakang Penelitian

Berikut adalah 5 contoh latar belakang penelitian sederhana dengan struktur 3 paragraf sesuai kriteria meliputi pengantar, permasalahan, dan solusi/tujuan:

1. Pengaruh Penggunaan Gadget terhadap Prestasi Belajar Siswa SD

Paragraf 1 (Pengantar):
Saat ini, penggunaan gadget seperti smartphone dan tablet semakin meningkat, bahkan di kalangan siswa sekolah dasar. Banyak siswa yang menggunakan gadget tidak hanya untuk bermain, tetapi juga untuk belajar. Gadget dapat membantu mencari informasi, namun juga dapat mengganggu fokus belajar jika digunakan berlebihan. Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana gadget memengaruhi prestasi belajar siswa SD.

Paragraf 2 (Permasalahan):
Beberapa siswa menghabiskan banyak waktu dengan gadget untuk bermain game atau menonton video, yang membuat mereka kurang memperhatikan pelajaran dan tugas sekolah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa penggunaan gadget yang tidak terkontrol bisa menurunkan prestasi belajar. Di sisi lain, ada siswa yang justru memanfaatkan gadget untuk belajar, namun belum banyak penelitian di sekolah dasar yang mengkaji pengaruh positif dan negatif gadget terhadap prestasi belajar.

Paragraf 3 (Solusi/Tujuan):
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan gadget secara berlebihan dapat menurunkan prestasi belajar siswa SD, serta bagaimana cara siswa bisa menggunakan gadget dengan bijak untuk membantu meningkatkan hasil belajar mereka. Diharapkan, hasil penelitian ini dapat memberikan saran kepada siswa dan guru tentang cara yang tepat dalam menggunakan gadget.

2. Dampak Jajan Tidak Sehat di Lingkungan Sekolah terhadap Kesehatan Siswa SD

Paragraf 1 (Pengantar):
Jajan di lingkungan sekolah adalah kebiasaan yang sering dilakukan oleh siswa SD. Di sekitar sekolah, banyak pedagang yang menjual makanan ringan seperti gorengan, permen, atau minuman manis. Siswa sering membeli jajanan ini karena harganya murah dan rasanya enak. Namun, kita perlu mempertanyakan apakah jajanan tersebut baik untuk kesehatan.

Paragraf 2 (Permasalahan):
Banyak dari jajanan yang dijual di sekitar sekolah mengandung bahan-bahan yang kurang sehat, seperti pewarna buatan, pengawet, dan gula yang berlebihan. Konsumsi jajanan yang tidak sehat ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, gigi berlubang, atau bahkan gangguan pencernaan. Sayangnya, masih banyak siswa yang belum menyadari dampak negatif dari kebiasaan ini, dan tidak banyak penelitian yang fokus pada dampaknya terhadap kesehatan siswa SD.

Paragraf 3 (Solusi/Tujuan):
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jajan tidak sehat terhadap kesehatan siswa SD di lingkungan sekolah. Selain itu, penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi tentang jajanan sehat yang dapat mendukung pertumbuhan siswa. Hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu sekolah dan orang tua dalam memberikan pemahaman tentang pentingnya memilih makanan yang lebih sehat.

3. Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD

Paragraf 1 (Pengantar):
Proses belajar di sekolah sering kali menggunakan buku pelajaran dan metode ceramah sebagai cara utama untuk menyampaikan materi. Namun, perkembangan teknologi telah membawa berbagai media pembelajaran interaktif yang dapat membantu siswa belajar dengan cara yang lebih menarik, seperti video animasi, permainan edukatif, dan kuis daring. Penggunaan media ini mulai diterapkan di banyak sekolah untuk meningkatkan minat belajar siswa.

Paragraf 2 (Permasalahan):
Meskipun media pembelajaran interaktif sudah mulai digunakan, masih ada beberapa sekolah yang ragu untuk menggunakannya secara rutin. Beberapa guru mungkin belum terbiasa atau masih lebih memilih metode tradisional. Selain itu, tidak semua siswa menunjukkan peningkatan minat belajar yang signifikan setelah menggunakan media interaktif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa efektif media ini dalam meningkatkan minat belajar siswa SD.

Paragraf 3 (Solusi/Tujuan):
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas penggunaan media pembelajaran interaktif dalam meningkatkan minat belajar siswa SD. Dengan mengetahui hasilnya, diharapkan sekolah dapat mengadopsi metode ini secara lebih luas untuk membantu siswa lebih bersemangat dalam belajar. Selain itu, penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi tentang media pembelajaran interaktif yang paling cocok digunakan di kelas.

4. Pengaruh Lingkungan Sekolah Hijau terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SD

Paragraf 1 (Pengantar):
Sekolah yang hijau dan penuh dengan tanaman memberikan suasana yang segar dan nyaman bagi siswa. Banyak sekolah kini mulai menanam pohon dan tanaman di sekitar lingkungan sekolah untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Lingkungan hijau diyakini dapat membantu siswa lebih nyaman saat belajar dan meningkatkan konsentrasi.

Paragraf 2 (Permasalahan):
Meskipun demikian, belum semua sekolah memiliki lingkungan yang hijau. Sebagian sekolah masih memiliki halaman yang tandus atau minim tanaman hijau. Banyak siswa yang merasa jenuh dan mudah kehilangan fokus dalam belajar, terutama jika suasana kelas terlalu panas atau pengap. Namun, belum banyak penelitian yang mengkaji apakah keberadaan tanaman dan lingkungan hijau di sekolah benar-benar mempengaruhi konsentrasi siswa saat belajar.

Paragraf 3 (Solusi/Tujuan):
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lingkungan sekolah yang hijau dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa SD. Dengan hasil penelitian ini, diharapkan sekolah dapat lebih mempertimbangkan pentingnya menanam pohon dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau, guna mendukung proses belajar siswa.

5. Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa SD

Paragraf 1 (Pengantar):
Teman sebaya memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari siswa SD. Siswa sering belajar bersama, bermain bersama, dan saling memengaruhi dalam banyak hal, termasuk dalam hal belajar. Teman yang baik dapat membantu siswa lebih disiplin dalam belajar dan menyelesaikan tugas-tugas mereka tepat waktu.

Paragraf 2 (Permasalahan):
Namun, tidak semua siswa memiliki teman yang memberikan pengaruh positif dalam hal belajar. Beberapa siswa justru tergoda untuk bermain atau melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas belajar karena pengaruh teman-temannya. Oleh karena itu, perlu dipahami sejauh mana peran teman sebaya dapat memengaruhi disiplin belajar siswa, terutama di kalangan siswa SD yang masih sangat mudah dipengaruhi lingkungan sekitarnya.

Paragraf 3 (Solusi/Tujuan):
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran teman sebaya dalam mempengaruhi disiplin belajar siswa SD. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dan orang tua memahami pentingnya memilih lingkungan pertemanan yang positif bagi siswa. Penelitian ini juga akan memberikan rekomendasi kepada sekolah tentang cara mendorong siswa untuk saling mendukung dalam hal disiplin belajar.

 

 

No comments:

Post a Comment