Menemukan Masalah dalam sebuah Penelitian


 

Pengertian Masalah dalam Penelitian

Menemukan masalah dalam penelitian merupakan langkah awal yang sangat penting dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Masalah penelitian adalah pertanyaan atau situasi yang membutuhkan solusi atau penjelasan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi kesenjangan dalam pengetahuan, ketidaksempurnaan teori, atau tantangan praktis yang dihadapi dalam kehidupan nyata. Dengan kata lain, masalah penelitian adalah hal yang ingin dijawab atau diselesaikan oleh peneliti melalui kajian ilmiah.

Dalam karya tulis ilmiah, masalah penelitian harus jelas, terukur, dan relevan dengan bidang yang diteliti. Tanpa masalah yang jelas, penelitian bisa kehilangan arah, sehingga tidak menghasilkan temuan yang bermakna. Oleh karena itu, menemukan masalah yang tepat memerlukan pengamatan mendalam, kajian pustaka yang baik, dan pemahaman yang mendalam terhadap topik yang diteliti.

Tujuan Menemukan Masalah

Mengarahkan Fokus Penelitian: Menemukan masalah membantu peneliti menentukan fokus dan batasan penelitian. Ini membuat penelitian lebih terarah dan spesifik sehingga peneliti bisa menghindari pembahasan yang terlalu luas atau tidak relevan.

Mengidentifikasi Kesenjangan Pengetahuan: Masalah penelitian seringkali muncul dari identifikasi kesenjangan dalam literatur atau pengetahuan yang ada. Ini berarti ada area tertentu yang belum dibahas atau dijawab dengan memadai, dan peneliti berupaya untuk mengisi kesenjangan tersebut.

Mencari Solusi atau Pemecahan Masalah: Tujuan utama penelitian adalah memberikan solusi terhadap masalah yang diidentifikasi. Dengan menemukan masalah yang jelas, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata baik secara teoritis maupun praktis.

Menyusun Pertanyaan Penelitian yang Jelas: Penentuan masalah yang tepat memungkinkan peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan spesifik, sehingga memudahkan dalam menentukan metode penelitian dan pengumpulan data.

Memberikan Kontribusi pada Ilmu Pengetahuan: Penelitian yang berhasil menemukan masalah yang penting dan relevan akan memberikan kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan, baik dengan memberikan wawasan baru, menguji teori yang ada, atau mengusulkan teori baru.

Secara keseluruhan, proses menemukan masalah adalah dasar dari seluruh rangkaian penelitian ilmiah. Masalah yang diidentifikasi secara tepat akan membantu penelitian mencapai tujuan yang signifikan serta memberikan kontribusi pada pengetahuan yang lebih luas.

 

Menemukan Masalah dalam Sebuah Penelitian

Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI), langkah pertama yang sangat penting adalah menemukan masalah penelitian. Masalah penelitian merupakan inti dari sebuah penelitian, karena tanpa masalah, penelitian tidak akan memiliki tujuan yang jelas. Berikut adalah beberapa langkah penting dalam menemukan masalah penelitian:

1. Observasi dan Identifikasi Kesenjangan
Penelitian seringkali dimulai dari observasi terhadap suatu fenomena atau kejadian. Peneliti perlu memperhatikan fenomena yang terjadi di sekitar, baik dari pengalaman pribadi, laporan media, ataupun studi sebelumnya. Dari sini, peneliti bisa mengidentifikasi kesenjangan atau ketidaksesuaian antara teori dan praktik, atau melihat sesuatu yang belum sepenuhnya terjawab oleh penelitian sebelumnya.

2. Menelaah Literatur Terkait
Langkah penting lainnya adalah melakukan telaah pustaka atau literatur. Dengan membaca dan memahami hasil-hasil penelitian terdahulu, peneliti dapat menemukan hal-hal yang belum dibahas atau dipecahkan oleh penelitian sebelumnya. Kesenjangan dalam literatur tersebut sering kali menjadi landasan bagi masalah penelitian baru.

3. Mendiskusikan dengan Ahli
Berdiskusi dengan dosen, pakar, atau rekan yang memiliki pengetahuan luas di bidang terkait dapat membantu peneliti mendapatkan perspektif baru. Masalah yang mungkin terlihat sepele bisa menjadi masalah penting setelah dikaji lebih mendalam melalui diskusi.

4. Fokus pada Permasalahan yang Relevan dan Signifikan
Masalah penelitian harus relevan dengan bidang ilmu yang sedang diteliti dan signifikan untuk dikaji lebih lanjut. Relevansi mengacu pada keterkaitan masalah dengan disiplin ilmu, sementara signifikansi merujuk pada pentingnya masalah tersebut untuk dikaji karena dampaknya yang besar atau potensinya dalam memberikan kontribusi baru bagi ilmu pengetahuan.

5. Merumuskan Masalah Penelitian yang Jelas
Setelah masalah ditemukan, penting untuk merumuskannya dalam bentuk pertanyaan penelitian atau pernyataan masalah yang jelas dan spesifik. Rumusan masalah yang baik harus bisa menjawab apa yang akan diteliti, mengapa masalah itu penting, dan bagaimana pendekatan yang akan digunakan untuk menyelesaikannya.

6. Menguji Kelayakan Masalah
Tidak semua masalah yang ditemukan layak untuk dijadikan fokus penelitian. Peneliti perlu mempertimbangkan aspek kelayakan, seperti ketersediaan sumber daya, waktu, serta akses terhadap data dan informasi yang diperlukan. Selain itu, masalah yang dipilih harus bisa dijawab secara ilmiah, baik melalui pendekatan kuantitatif maupun kualitatif.

Kesimpulan
Menemukan masalah penelitian adalah langkah awal yang sangat penting dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Masalah yang dipilih harus relevan, signifikan, dan dapat dipecahkan dengan metode ilmiah. Dengan menemukan masalah yang tepat, peneliti dapat membangun dasar yang kuat untuk penelitian lebih lanjut, memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, dan menawarkan solusi untuk permasalahan yang ada.

Contoh Kasus Siswa Sekolah Dasar sebagai Peneliti

Contoh 1: Penelitian tentang Pertumbuhan Tanaman

-Masalah Penelitian: "Bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau?"
-Tujuan: Untuk mengetahui apakah cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau.
-Langkah-Langkah Penelitian:

  1. Siswa menanam biji kacang hijau di dua pot berbeda.
  2. Pot pertama diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari, dan pot kedua diletakkan di tempat yang gelap.
  3. Siswa mengamati pertumbuhan tanaman setiap hari selama dua minggu dan mencatat hasilnya.
  4. Setelah dua minggu, siswa menganalisis data, membandingkan pertumbuhan kedua tanaman, dan menarik kesimpulan bahwa tanaman yang terkena cahaya matahari tumbuh lebih baik.

Contoh 2: Penelitian tentang Kebersihan Air

-Masalah Penelitian: "Apakah air di sungai dekat sekolah bersih untuk digunakan?"
-Tujuan: Untuk mengetahui apakah air sungai di sekitar sekolah layak digunakan.
-Langkah-Langkah Penelitian:

  1. Siswa mengambil sampel air dari sungai dekat sekolah.
  2. Mereka melakukan pengamatan sederhana, seperti melihat warna air, mencium baunya, dan mengendapkan air untuk melihat apakah ada kotoran yang mengendap.
  3. Siswa mungkin juga menguji pH air menggunakan kertas lakmus.
  4. Berdasarkan hasil observasi, mereka membuat laporan tentang kebersihan air sungai dan menyarankan apakah air tersebut aman digunakan atau tidak.

Kedua contoh ini menggambarkan bagaimana siswa dapat dilibatkan dalam penelitian sederhana yang mendidik, relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, serta membantu mengembangkan keterampilan ilmiah dasar.

No comments:

Post a Comment